Museum PETA Bogor Jadi Titik Temu Sejarah Indonesia–Jepang, Danrem 061/Sk Turut Dampingi Delegasi Sesko JGSDF
Bogor, 30 Oktober 2025 — Suasana di Museum PETA, Kota Bogor, Kamis siang (30/10), terasa berbeda dari biasanya. Sekitar 30 siswa dari Sekolah Staf dan Komando Jepang (Japan Ground Self-Defense Force atau JGSDF) tampak serius mendengarkan penjelasan pemandu tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kunjungan ini bukan sekadar wisata edukatif, tetapi juga simbol hubungan sejarah yang kini berkembang menjadi kerja sama persahabatan antarbangsa.
Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Brigjen TNI Thomas Rajunio, S.I., M.Tr.(Han), Komandan Korem 061/Sk, yang hadir bersama sang istri. Ia mendampingi para perwira Jepang berkeliling museum, menunjukkan koleksi foto, arsip, dan peninggalan para pejuang PETA yang menjadi cikal bakal lahirnya TNI. “Sejarah PETA adalah bukti bagaimana semangat nasionalisme tumbuh dari keterbatasan. Nilai itu yang kami wariskan,” ujar Brigjen Thomas Rajunio.
Selain Danrem 061/Sk, hadir pula Brigjen TNI Ferry Sudijanto Sudin, S.I.P., M.Si. (Kadisjarahad), Atase Pertahanan Jepang Mayjen Kamisono Juicy, serta Kolonel Kav Gan Gan Rusgandara, Dandim 0606/Kota Bogor. Kehadiran mereka menunjukkan kuatnya sinergi antara TNI dan jajaran pertahanan Jepang dalam mengembangkan hubungan pendidikan dan sejarah militer.
Rangkaian kegiatan dimulai sekitar pukul 13.10 WIB, saat rombongan tiba di Museum PETA. Setelah penyambutan resmi, para siswa Sesko Jepang diajak meninjau ruang-ruang pameran yang menceritakan perjuangan para pemuda Indonesia yang dilatih oleh militer Jepang pada masa pendudukan. Dari pengalaman pahit itulah tumbuh benih kemerdekaan yang kini menjadi fondasi kebangsaan Indonesia.
Brigjen Thomas Rajunio mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan saling pengertian antarnegara. “Melalui sejarah, kita belajar bukan untuk mengingat luka, tetapi untuk memahami perjalanan dan menghargai perubahan,” katanya. Ucapan itu menggambarkan semangat diplomasi berbasis penghormatan terhadap sejarah dan kemanusiaan.
Setelah sesi tur di Museum PETA, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Museum Yapeta yang masih berada di kawasan Kota Bogor. Di sana, rombongan mempelajari peran masyarakat Bogor dalam perjuangan nasional dan nilai-nilai kepemimpinan yang diwariskan oleh para pejuang.
Acara yang berakhir pukul 14.35 WIB itu berlangsung tertib dan penuh makna. Bagi pihak Indonesia, kunjungan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap sejarah nasional. Sedangkan bagi delegasi Jepang, kegiatan tersebut menjadi kesempatan memahami perjalanan bangsa sahabatnya secara langsung. Museum PETA sekali lagi membuktikan diri bukan sekadar tempat penyimpanan artefak, melainkan ruang diplomasi sejarah yang hidup di tengah Kota Bogor.
(Wn/Hera)

