Gokil! Cuma Dagang Mielor dan Cilung Agus dan Idin Cuan Rp 9,6 Juta/Bulan

Gokil! Cuma Dagang Mielor dan Cilung Agus dan Idin Cuan Rp 9,6 Juta/Bulan

Rilisberita.com - Pandeglang- Dengan usia yang masih cukup muda, Idin (35) dan Agus  (30) menjajakan jajanan kaki lima berupa mie telur (milor) dan Aci digulung (Cilung) di depan sebuah sekolah dasar yang lokasinya tidak jauh dari Kampungnya 

Saat ditemui oleh Awak Media Rilisberita.com, pria asal Pandeglang

 ini sedang melayani beberapa pelanggan ciliknya dan juga pesanan beberapa remaja dan orang tua di sana. Ia melayani dengan cekatan. Bahkan saat sedang memasak Cilung dan milor, tidak jarang ia bercanda dengan mereka.

Setelah selesai membuat pesanan mereka, barulah Agus dan Idin membuat pesanan Rilisberita.com  sambil berbincang mengenai pekerjaan yang sedang ia lakukan. Sebelumnya ia berbicara jika ia sudah berjualan ini di depan sekolah dasar tersebut mulai pukul 7 pagi hingga pukul 1 siang.

Mengenai dagangannya ini, Idin dan agus mengatakan ia baru sekitar 8-9 bulan berjualan Cilung dan milor di depan sekolah dasar tersebut. Sebelumnya ia berjualan rujak ulek dan serut. Sebelum berjualan rujak ulek dan serut, ia juga sempat berjualan cilok dengan mengikuti bos, namun karena tak tahan disuruh-suruh, akhirnya ia berhenti bekerja 6 bulan kemudian.

"Intinya nyari jualan yang rame doang sih. Kebanyakan kalau monoton itu-itu doang, kadang kan hasilnya enggak mencukupi," ujar Agus ketika ditanya alasan mengenai akhirnya berjualan milor.

Saat ditanya mengenai pendapatan antara jualan milor dengan rujak ulek dan serut, tanpa berpikir panjang ia menjawab, "Rujak lah! 70% lebih besar penghasilan rujak. Kalau Milor ya lumayan."

Sedangkan untuk budget jualan milot sendiri, Agus mengatakan dari awal ia hanya mengeluarkan sekitar Rp 1,5 juta untuk membeli gerobak dan bahan-bahan awal. "Kalau belanja normal bahan-bahan harian sama bumbu-bumbu Rp 150 ribu abis lah," paparnya.

Namun belanja Rp 150 ribu tersebut dihitung per 3 hari. Agus mengatakan ia berbelanja bahan seperti bumbu-bumbu, milor, mie telur, telur, minyak, dan lainnya tiga hari sekali. Jadi disimpulkan bahwa modal per hari yang ia harus keluarkan hanya Rp 50 ribu.

"Saya enggak belanja bumbu tiap hari. Yang tiap hari dibeli paling milor 1 kilo dan mie telor 1 bal (1 bungkus besar). Telur juga sekilo aja," jelasnya.

Untuk bumbu, Agus mengatakan ia membuatnya sendiri. Ketika berbelanja, ia hanya membeli beberapa bumbu mentah yang nantinya akan dicampur. "Total Rp 40 ribu harga bumbu buat 3 hari jualan. Kita beli per 3 hari karena ukuran bumbu yang dibeli cukup buat segitu. Kalau beli tiap hari mah boros," papar Agus.

Lebih lanjut soal keuntungan, Agus mengatakan dalam sehari ia bisa mendapatkan Rp 400 ribu. "Tapi ini kalau mie telor habis semua dalam sehari. Beli bahan Rp 150 ribu per 3 hari, bisa dapat Rp 400 ribu sehari kalau semua bahan habis. Kalau enggak habis, paling dapat separonya sekitar Rp 200 ribuan," lanjutnya.

Jika dihitung, keuntungan Agus berjualan ini adalah Rp 350 ribu per hari. Namun keuntungan ini tidak hanya digunakan untuk menghidupi anak dan istri, tetapi sebagian keuntungan disimpan untuk membangun jualan lainnya.

Sedangkan untuk omzetnya sendiri, Agus bisa mendapatkan Rp 9,6 juta dengan asumsi berjualan selama 24 hari dalam sebulan.

 sebagian keuntungan yang didapatkan dari berjualan milor ia putar dan simpan untuk membangun kembali jualan rujak ulek dan serut kembali. Agus memaparkan jika modal awal berjualan rujak cukup besar.

"Gede, Mbak. Harganya hampir 1 unit motor. Yang bikin mahal itu gerobak dan perabotannya. Itu kemarin teman saya pesan gerobak dan perabotan full set habis Rp 10 juta lebih, dan ini belum sama belanja buah dan bumbu itu," ujarnya.

Ia memaparkan, gerobak berjualan rujak harus terbuat dari stainless steel agar awet. Gerobak juga tidak boleh terbuat dari kayu, karena menurutnya akan lebih cepat rusak.

"Itu yang mahal karena kita pesan gerobak dari bahan stainless steel yang bagus. Kalau yang stainless steel jelek, kena getah buah aja udah cepet rusak, hancur. Malah boros entar kita," ungkapnya.

Untuk belanja awal bahan-bahan rujak sendiri, Setiaci memperkirakan akan habis Rp 500 ribu. Sedangkan untuk berjualan hari-hari berikutnya, ia hanya butuh modal Rp 300-400 ribu per hari untuk membeli bahan-bahan rujak.


"Nah, soal keuntungan ini bisa 3 kali lipat. Katakanlah modal per hari Rp 500 ribu, sehari jualan bersih bisa dapat Rp 1,5 juta. Kalau dihitung total per bulan jualan tiap hari, bisa dapet kurang lebih Rp 45 juta per bulan lah," paparnya

Apalagi jika tak habis, bahan-bahan buah rujak dapat dijajakan kembali esok. "Bisa juga buat 2 hari kalau buahnya muda semua, jadi masih bisa buat dibesokin. Kalau buahnya matang, ya kita makan sendiri lah sama keluarga. Paling yang cepat matang buah mangga sama pepaya doang," tukasnya.

(Santani)