Kecamatan Bogor Barat Terpilih Menjadi Lima Besar Lomba KB Tingkat Provinsi

Kecamatan Bogor Barat Terpilih Menjadi Lima Besar Lomba KB Tingkat Provinsi

Bogor,- rilisberita.com - Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor terpilih menjadi lima besar dalam lomba keluarga berkualitas (KB) 2025 tingkat Provinsi Jawa Barat.

Saat ini telah menjalani tahapan seleksi wawancara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) di Intifarm, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Kota Bogor, Rabu (21/5/2025).

Pelaksanaan seleksi wawancara diapresiasi  langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, yang mengikutinya hingga tuntas sebagai bentuk komitmen dalam membangun keluarga yang berkualitas di Kota Bogor.

Dedie Rachim mengatakan, sejak awal Kota Bogor sangat antusias mengikuti semua tahapan prosesnya, menjadikan seluruh kelurahan memiliki kapasitas sebagai keluarga berkualitas.

Saat ini seluruh kelurahan di Kota Bogor sudah masuk ke dalam program keluarga berkualitas yang secara bertahap terus memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

"Kelurahan KB dasar ada 8 lokasi, KB berkembang ada 19 lokasi, KB mandiri 16 lokasi, berkelanjutan 25 lokasi. Program ini berjalan selain adanya unsur pemerintah kota melalui perangkat daerah hingga wilayah juga melibatkan peran serta masyarakat yang kini ikut berkontribusi dalam berbagai program keluarga berkualitas," ujarnya.

Untuk memacu program yang memiliki tujuan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga ini, diawali dengan adanya rumah data kependudukan (RDK) di setiap kelurahan, yang di dalamnya mencakup sebagai tempat pengumpulan, verifikasi, analisis, dan pemanfaatan data kependudukan dan keluarga, serta pembangunan di tingkat kelurahan di berbagai sektor pengendalian kependudukan dan keluarga berkualitas, sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.

"Jadi saat ini Pemkot Bogor membangun command center, sebagai big data Kota Bogor, yang dimulai dari profil RT/RW, kelurahan, dan kecamatan. Kemudian dari desil itu memang harus ada yang dijadikan rujukan untuk menentukan juga skala prioritas," ujar Dedie Rachim.

Saat ini Kota Bogor memiliki visi "Bogor Beres, Bogor Maju" yang juga diturunkan ke dalam berbagai program dari dasar berbagai program pemerintah pusat dan provinsi, kemudian juga dikombinasikan dengan janji politik dan program pemerintah kota.

"Jadi semua kami implementasikan, kami pakai balanced scorecard internal proses dalam rangka membangun delapan fungsi keluarga yang kemudian mengerucut kepada lima seksi yang dijalankan oleh perangkat daerah terkait, kemudian dilibatkannya pentahelix," ucapnya.

Berbagai program yang sudah dan terus berjalan serta dikembangkan dan ditingkatkan diantaranya adalah delapan fungsi keluarga, kemudian pembangunan rumah tidak layak huni yang tidak saja ditingkatkan dari sisi kuantitas tapi juga kualitas, yang semula hanya Rp10 Juta hingga Rp11 juta kini menjadi Rp10 juta sampai Rp20 Juta, peningkatan layanan cakupan kesehatan bagi masyarakat, pengentasan stunting, ODF, pendidikan, dan banyak lagi sektor lainya.

Program KB di Kota Bogor ini juga diperkuat dengan adanya regulasi dan surat keputusan yang juga terus diperbaharui.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas S. Rasmana, mengatakan bahwa seperti yang dijelaskan oleh Wali Kota Bogor, Dedie Rachim bahwa Kota Bogor memulai langkah dengan rumah data digital untuk basic data secara mandiri.

Dari data tersebut kemudian bisa merangkul pentahelix dan unsur masyarakat untuk bergerak bersama, sehingga berdampak pada penurunan stunting, ODF, pernikahan dini, penggunaan KB berkelanjutan, peningkatan IPM, peningkatan kebahagiaan keluarga, kesehatan, lingkungan, sosial, pendidikan, dan sektor lain.

"Sehingga delapan fungsi dan lima seksi ini bisa tercapai. Seperti contoh, warga yang hamil di usia 15-19 tahun, baik melalui pernikahan maupun di luar pernikahan, sudah jauh berkurang yang semula 15,6 persen sekarang 9,3 persen, stunting menurun dari 2.500 menjadi 1.548, angka kelahiran berada di angka 1,8 terendah dari angka nasional dan provinsi, sehingga dari faktor tersebut juga bisa berdampak pada pembangunan keluarga yang berkualitas," ucapnya.

Dengan begitu, tujuan keluarga berkualitas untuk membentuk ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga bisa terwujud.

(Doni)